Minggu, 31 Juli 2016

Rasulullah Yang Memberi Gelar Aceh Seuramo Mekkah

Di abad ke 15 Masehi, Aceh pernah mendapat gelar yang sangat terhormat dari umat Islam nusantara. Negri ini dijuluki "Serambi Mekkah" sebuah gelar yang begitu bernuansa keagamaan, keimanan, lalu ketaqwaannya. Menurut analisis master sejarawan, ada 5 sebab dijulukinya Aceh menyandang gelar mulia itu.

"Aceh Pernah Berjaya Karena Memberlakukan Syariat Islam"

Pertama, Aceh merupakan daerah pertama penganut Islam di Nusantara, tepatnya di kawasan pantai Timur kecmatan Peureulak, dan Pasai. Yang Aceh Islam berkembang amat cepat ke seluruh nusantara sampai ke Philipina. Mubaligh-mubaligh Aceh yang meninggalkan kampung halalaman  untuk menyebarkan agama Islam Allah kepada manusia. Beberapa jamaah di antara Wali Songo yang membawa Islam ke Jawa berasal dari Aceh, yakni Maulana Malik Ibrahim bersama Sunan Ngampel dan Syarif Hidayatullah.

 Kerajaan Aceh Darussalam 

Kedua, Daerah Aceh sudah pernah menjadi kiblat ilmu pendidikan di Nusantara dengan sedianya Jami'ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Para mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh berasal dari berbagai penjuru tempat, dari Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei Darussalam, dan Makassar.

Jami’ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman)


Ketiga, Kerajaan Aceh Darussalam sempat mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama sebagai Khalifah Islam di Turki yakni Kerajaan Aceh adalah "pelindung" kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Karena itu semua sultan-sultan nusantara mengakui Sulatan Aceh sebagai "payung" mereka dalam menjalankan tugas dalam kerajaan.

Ke-4, Daerah Aceh pernah jadi pangkalan/pelabuhan Haji untuk semua nusantara. Orang-orang muslim nusantara yang naik haji ke Makkah dengan kapal laut, sebelum mengarungi Samudra Hindia menguras waktu sampai enam bulan di Bandar Aceh Darussalam. Kampung-kampung sekitar Pelanggahan kini menjadi tempat persinggahan jamaah-jamaah haji dulunya.
 
Pelabuhan Haji

Kelima, Banyak persamaan masa Aceh (saat itu) dengan Makkah, sama-sama Islam, bermazhab Syafi'i, berbudaya Islam, berpakaian Islam, berhiburan Islam, kemudian berhukum dengan hukum Islam. Seluruh penduduk Makkah beragama Islam dan seluruh masyarakat Aceh juga Islam.

Jamaah Aceh masuk dalam petunjuk Islam secara kaffah (totalitas) serta tidak ada campur aduk antara adat kebiasaan dengan petunjuk Islam, tetapi kalau kini sudah mulai memudar.

Terkadang mendengar kata serambi mekkah, mungkin sudah tidak asing lagi dibenak kita, tetapi tahukah anda siapa yang pertama sekali memberi nama aceh dengan nama serambi mekkah? Bukn Soekarno, Bukan Abdurrhman Wahid, bukan juga para pejuang Aceh
sebutan ''Serambi mekkah'' semuanya berawal semasa sang penjaga makam nabi Muhammad SAW yang bernama Syekh Ismail, beliau pun masih keponakan nabi. Pada salah satu malam beliau bermimpi berjumpa Rasulullah, dan rasulullah berpesan kepadanya

"wahai saudaraku,ambillah 5 pucuk surat yang ada di dalam ka'bah,dan carilah siapa anak manusia yang bisa membaca dan memberi makna akan isi surat tersebut"

kira seperti itulah percakapan mereka, lantas beliau tidak langsung saja percaya dengan mimpi tersebut, malam besoknya beliau kembali bermimpi seperti semula, dan terus berlanjut sehingga ketiga kalinya, akhirnya beliau memutuskan untuk bertanya dalam para sahabat dan ulama disana tentang kebenaran mimpi tersebut, yang ditanyapun menyarankan agar beliau segera memenuhi apa yang di perintahkan oleh Rasulullah, akhirnya beliau pergi menjelajahi semua kawasan di dunia ini, dari afrika ke amerika, yang amerika ke eropa kemudian terus berlanjut kebenua kawasan yang lainnya,

Perlu diingat saat hendak berkelana akhirnya menjadi musafir ke seluruh tempat beliau saat itu berusia 20 tahun, tidak satu anak manusiapun yang bisa membaca surat dri dalam ka'bah yang ditulis oleh Rasulullah tersebut, orang- orang yang ditemuinya ia jelaskan maksud kedatangannya serta ia suruh baca serta artikan surat tersebut, tetapi tak ada satupun buah hati manusia yang bisa membacanya.

Beliau hampir menyerah, dan suatu ketika beliau hendak kembali ke negerinya, di saat hendak naik ke kapal di dekat perairan selat malaka, dalam saat itu selat malaka masih dalam kekuasaan kerajaan Aceh, beliau bertemu adalah pemuda yang sangat gagah perkasa, beliau bertanya dari mana usul pemuda tersebut kemudian menjelaskan maksud pengembaraan beliau yang saat itu beliau sudah menginjak tahun yang ke 80.

Saat tersebut beliau kira sudah berusia 100 tahun, kemudian pemuda mencoba membaca lalu mengartikan makna dari isi surat - surat ini, alangkah terkejutnya syekh ismail ketika mendengar si pemuda tersebut dengan lancarnya menerjemahkan isi dari surat - surat yang di titipkan Rasulullah, lalu beliau berdiskusi siapa nama si pemuda tersebut, ya dialah MEURAH SILEU. atau bila diartikan dalam bahasa indonesia bertanda merah silau, yang sekarang lebih di kenal dengan nama MAULANA MALIK IBRAHIM. dan lebih di kenal lagi dengan nama MALIKUSSALEH. dia lah pemuda yang gagah perkasa yang tidak merupakan hanya mengandalkan ketampanannya aja, tapi ia bisa memprediksi dan mengartikan surat berharga dari Rasulullah SAW. Sungguh membanggakan, jadi bukan sembarangan orang yang memberi status aceh serambi mekkah, namun nabi muhammad SAW sendiri yang memberi nama mulia tersebut, ini semua terlepas dari pro dan kontra di kalangan masyarakat aceh akibat banyaknya pihak yang ingin menghancurkan syariat Islam di Aceh dengan cara membuka tempat-tempat maksiat yang dilindungi aparat. Karena Aceh adalah propinsi percontohan penerapan syriat Islam maka jika Aceh kembali berjaya dengan penerapan Syariat Islam maka akn muncul propinsi-propinsi lain yang meminta supaya diberlakukan Syariat Islam.


EmoticonEmoticon