Selasa, 31 Mei 2016

Inilah 8 Etika Pengemudi Mobil Yang Harus Dijaga

Inilah 8 Etika Pengemudi Mobil Yang Harus Dijaga

Berada di jalan raya awd hari berarti bersinggungan dengan orang lain yang pun menggunakan jalan raya utk kepentingannya. Beberapa ada yang kooperatif dan berkendara selakuala, menurut, sopan dan teratur. Tetapi tidak jarang banyak yang bersikap menjengkelkan ketika saat mengemudi kendaraan.
"Berada di sarana raya itu artinya membagi kepentingan dengan orang yang lain. Banyak yang sikapnya bersahabat kadang ada juga yang kadang membuat kita jengkel. Kita sebagai pengemudi yang baik, tetap harus mengurus emosi selama perjalanan. Sabar dan berhati-hati tetap diutamakan, " ungkap Doddy Permadi Provider Management Section Mind Health Operation Asuransi Astra.

Otomania merangkum beberapa ulah pengemudi yang kerap membikin jengkel saat di sarana raya

1. Menggunakan lampu jauh

Fungsi lampu dalam sebenarnya untuk melihat situasi jalan di depan jaman kurang penerangan. Namun seringkali fungsi ini digunakan pengemudi untuk menyingkirkan pengemudi dalam depannya. Gangguan lampu dalam dari belakang cukup mengusik. Hal yang sama pun dilakukan pengemudi yang gak sadar sedang menggunakan lampu jauh yang menyilaukan pengemudi kendaraan dari arah yang berlawanan.

2. Berbelok tidak memakai lampu sein

Kendaraan yang ingin berbelok seharusnya mempersembahkan tanda kepada kendaraan pada belakang agar berhati-hati utk tidak terjadi tabrakan sebab laju kendaraan yang menyusut. Namun sering kali pengemudi tidak mengindahkan tanda di sini. dan berbelok arah.

3. Membunyikan suara klakson

Seringkali pengemudi membunyikan suara klakson berulang-ulang jaman kondisi jalan macet. Situasi ini tentu mengganggu pengemudi lain karena sebenarnya guna klakson adalah sebagai penanda keberadaan kendaraan kita dengan kendaraan lain. Lebih mengusik lagi klakson tersebut diganti dengan klakson after market dengan suara yang amat keras.

4. Menyalakan lampu hazard di tengah hujan sina

Ini sebenarnya salah kaprah pengemudi. Lampu threat hanya digunakan pada masa keadaan darurat, namun hampir sering digunakan saat keadaan hujan deras. Hal ini menyajikan bingung pengendara lain mengenai keadaan jalan di hadapan. Terlebih jika kendaraan ini berpindah-pindah jalur yang membikin bingung pengemudi lain sebab lampu sein tidak menyala.

5. Menggunakan bahu sarana dengan kecepatan tinggi

Bahu jalan sering dijadikan sarana pintas untuk mempercepat ketika tempuh karena kondisi sarana macet. Ini jelas salah mengingat fungsi bahu sarana bukan untuk mendahului lebih dengan kecepatan tinggi. Situasi ini juga termasuk membahayakan.

6. Menambah laju sarana saat lampu penunjuk selanjutnya lintas berwarna kuning

Lampu kuning mengartikan pengendara hendak mengurangi kecepatan karena lampu penunjuk lalu lintas jadi menyala merah yang mengartikan berhenti. Sayangnya lampu kuning malah diartikan untuk meningkatkan laju kecepatan di perempatan jalan.

7. Memainkan ponsel saat berkendara atau hobi lain

Mengendarai kendaraan sejatinya adalah pekerjaan yang menginginkan konsentrasi tinggi. Jika diterapkan sembari mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti memainkan ponsel ataupun merias wajah tentu mengenai membuat pengendara tidak hauptaugenmerk dan berkendara menjadi terganggu karena hal ini akan merugikan pengemudi lain.

8. Berlangsung pelan di lajur kanan

Lajur kanan adalah lajur untuk mendahului kendaraan yang artinya kendaraan bisa sedikit memacu kecepatan. Namun seringkali ada pengemudi yang mengendarai kendaraannya di sebelah kanan dengan kecepatan lambat. Alhasi, banyak kendaraan berusaha mendahului di sebelah kiri serta membahayakan diri sendiri lalu pengguna jalan lain.


EmoticonEmoticon