Sabtu, 28 Mei 2016

Demi Menghidupi Ayah, Ibu dan Adiknya Remaja Ini Panjat Pinang dan Putus Sekolah

Remaja Ini Panjat Pinang Demi Menghidupi Ayah, Ibu dan Adiknya

Remaja yang masih berusia 17 tahun ini tidak sempat mengaku lelah. Puluhan pohon pinang setiap harinya ia panjat demi menghidupi ayah beserta ibu dan adiknya yang masih kecil. Sayangnya, ia kini putus sekolah.

Bernama Mustafa, si Itam ialah panggilan akrab yang disapa teman sekampungnya. Bersama keluarganya ia kini berteduh dibalik rumah gubuk yang berada di Desa Ie Tarek II, Kec. Simpang Kramat, Kab.Aceh Utara.

Hidup di bawah garis kemiskinan membuat Itam berhenti dri sekolahnya. Terlebih sang ayah, Sulaiman (65) yang sudah lama terbaring sakit. Penyakit darah manis kering membuatnya terus terbaring di kasur membuatnya mencari rezeki pun dihentikan.

"Sejak ayah sakit-sakitan, ya berusaha menjadi pengganti ayah yang bertanggungjawab terhadap family, " ucap Itam masa ditemui putra juang berbareng wartawan lainnya dan claire Lembaga Peduli Dhuafa Aceh (LPDA) di rumahnya, Jumat (27/5).

Tidak ada seleksian lain yang dapat ia lakoni dan penghasilannya dari pekerjaan memanjat pinang hanya mampu mengumpulkan Rp2 ribu untuk 1 pohon saja. Setiap harinya ia mampu memanjat puluhan pohon, itupun tidak awd harinya ia lakukan, mengingatkan masa panen buah pinang yang begitu lama.

Kag ada rasa keluh yang diakui si remaja putus sekolah ini dilihat dari wajahnya yang penuh semangat menyajikan kita dapat belajar darinya bahwa pentingnya kita mensyukuri apa yang diberi Allah.SWT.

Jemari-jemari kecilnya akhirnya menjadi tumpukan harapan keluarga lalu ketiga adiknya. Sebagai putra tertua, Itam rela menguras waktunya menjadi tukang panjat pohon pinang di desanya bahkan di kecamatan ini sudah tidak asing pula dengan nama Itam ataupun Mustafa.

nenek sakit

Bukan hanya Mustafa, nasib serupa dialami Nek Rukiah 88thn dan Nek Fatimah 85thn dan kedua orang nenek yang kondisinya kian melemah sekarang tinggal sekampung dengan Mustafa denfgan kondisinya kian memprihatinkan. LPDA turut menyantuni sejumlah warga miskin tersebut itu. Bahkan sang Nek Rukiah akan segera dirujuk ke rumah sakit, besok.

Musfendi AR selaku Datuk LPDA, mengatakan, santuan yang mereka berikan merupakan sebagai bukti kepeduliannya untuk saling berbagi kepada kaum dhuafa. Pihaknya mengupayakan ke hadapan kegiatan semacam ini akhirnya menjadi kegiatan rutin.

"Kita masih komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi mereka, besok kita bawa nek Rukiah ke rumah sakit lalu terus didampingi hingga dijamin dari pihak rumah sakit bahwa Nek Rukiah sembuh, " ujar Musfendi.

Pada hal ini, pihaknya pun mengharapkan kepada para donatur untuk mau berbaur mendukung nek Rukiah yang mendapatkan sakit aneh.

"Maka untuk itu kami harapkan moga-moga ada donatur yang \ menyumbang untuk meringankan beban/derita selama tiga tahun yang dialami oleh Nek Rukiah, " jelasnya.

Sementara utk Mustafa, pihaknya akan berupaya menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dimana rumah yang mereka tempati tidak layak huni sama sekali dan amat memprihatinkan. (wol/chai/data3)

Editor: SASTROY BANGUN


EmoticonEmoticon