Terowongan lintasan rel kereta api di Desa Cot Tunong, Kecamatan Gandapura yang dibangun tahun 2015 silam, kerap dikeluhkan warga dan pengguna jalan.
Pasalnya setiap turun hujan, air selalu menggenangi terowongan tersebut, sehingga mengganggu lalu lintas dan rentan kecelakaan.
Muqaddirm seorang warga Desa Cot Tunong kepada media, Kamis (5/1/2017) mengatakan, setiap turun hujan selalu saja air tergenang di terowongan rel kereta api tersebut.
Bahkan, menurutnya, karena tergenangi pematang jalan dibobol supaya air bisa mengalir, namun setelah dibobol air tidak juga mengalir.
Andi Saputra,seorang pengguna jalan yang berasal dari Kecamatan Gandapura yang kerap melintasi terowongan menyebutkan, terowongan tersebut paska hujan selalu tergenangi air.
“Kondisi ini sangat membahayakan para pengguna jalan yang melintasi terowongan tersebut apalagi para ibu-ibu dan perempuan yang kurang bisa berhadapan dengan situasi seperti itu,” sebut Andi.
Ditambahkan Andi, dia sangat menyayangkan mutu pembangunan yang menghabiskan dana milyaran rupiah tersebut sangat buruk. “Seharusnya pemrintah melakukan pengawasan yang lebih ketat, agar mutu pembangunann bagus,” katanya lagi.
Traffic light (lampu lalu lintas) yang terpasang di depan terowongan, sebutnya lagi, sudah tidak berfungsi lagi dan lampu di dalam terowongan tidak terpasang, sehingga dimalam hari kerap terjadi kecelakaan di dalam terowongan tersebut.
Pantauan di lokasi terowongan rel kereta api tersebut, satu jam setelah hujan reda terlihat air setinggi 25 cm menggenangi pintu masuk terowongan. Batas pinggir jalan yang dibuat seperti pematang juga sudah dijebol.
Kemungkinan supaya air bisa mengalir keluar jalan menuju terowongan tersebut, namun sepertinya tidak berfungsi sehingga air masih saja menggenangi badan jalan.
EmoticonEmoticon