Sabtu, 17 September 2016

Bupati Aceh Utara : Yang Terindikasi HIV/AIDS Biarkan Mati

Rumah sakit umum Cut Meutia, Aceh Utara, kini mulai  mengoperasikan laboratorium Patologi HIV/AIDS. Acara peresmian berlangsung pada hari  jumat, 16 September 2016.  Kebeberadaan klinik ini diharapkan dapat membantu korban hiv aids dan dapat mencegah penyebaran penyakit mematikan tersebut.
acara seremoni peluncuran klinik dan laboratorium patologi HIV/AIDS di langsungkan di halaman Rumah Sakit Umum Cut Meutia, di Buket Rata, Lhokseumawe. Acara ini dihadiri oleh bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib dan sejumlah pejabat di jajaran pemerintah kabupaten Aceh Utara.
Direktur Rumah Sakit Umum Cut Meutia, drg. Nurhaida mengatakan, dengan beroperasi klinik ini maka para penderita HIV/AIDS dapat lebih mudah memeriksa darah mereka. Nurhaida mengharapkan agar masyarakat dapat melaporkan kepada pihak rumah sakit bila menemukan warga yang diduga menginap HIV/AIDS.
Masyrakat Indonesia juga menyadari tentng bahayanya HIV dan juga mengetahui sebab dan akibatnya
Penyebaran virus yang paling utama adalah dengan cara hubungan seks melalui vagina dan anal tanpa pelindung. Seks oral tanpa pelindung juga berisiko terinfeksi, tapi risikonya cukup kecil. Penyebaran HIV melalui seks oral akan meningkat jika orang yang melakukan seks oral sedang sariawan atau terdapat luka di mulut. Atau melakukan seks dengan orang yang baru saja terinfeksi HIV dan punya banyak virus di tubuhnya.
  • Tinggi rendahnya risiko penularan HIV berbeda-beda, tergantung pada jenis hubungan seks yang dilakukan.
  • Melakukan seks oral pada pria yang positif HIV, dan pria itu ejakulasi di mulut.
  • Penularan HIV bisa terjadi ketika kita lakukan seks oral pada wanita yang positif mengidap HIV, terutama saat sang wanita sedang menstruasi, meski risikonya kecil.
  • Menerima seks oral dari orang yang menderita HIV risikonya sangat rendah, karena HIV tidak menular melalui air liur.
Selain melalui hubungan seks, HIV bisa menular melalui:
  • Tranfusi darah.
  • Dari ibu kepada bayi, baik saat kehamilan, melahirkan, atau ketika menyusui.
  • Berbagi jarum, baik untuk menindik atau menato.
  • Berbagi suntikan, terutama bagi para panasun (pengguna narkotika suntik).
  • Berbagi alat bantu seks dengan pengidap HIV.
 Banyak tokoh ulama telah memperingatkan agar menjahui perbuatan tersebut, maka sudah menjadi resiko bagi mereka yang nakal
Sementara Bupati Aceh Utara mengatakan tak perlu peduli pada penderita HIV Aids. “ Yang sudah terindikasi tertular  HIV AIDS, himbauan saya  biarkan mati, “kata Bupati menjawab wartawan .
“ Yang perlu kita tingkatkan ( himbauan ) kepada orang tuanya agar menjaga anaknya. memberi pendidikan,” kata Muhammad Thaib.
Sedang poin penting yang harus dilakukan adalah orang tua harus memeriksa kesehatan calon menantunya bila ingin menikahkan anaknya “ Jangan bangga pada motto,… oo…calon menanatu saya baru pulang dari Malaysia “ urai pria flamboyan ini yang kerap di sapa sebagai Cek Mad.
Menurut bupati, menggunakan dukun beranak juga dapat menyebabkan timbulnya HIV AIDS .


EmoticonEmoticon