Bireuen -Dandim 0111/Bireuen memerintahkan Danramil Peusangan untuk menangani pembangunan darurat tanggul irigasi jebol akibat banjir di Paya Abo, Kecamatan Peusangan.
Dandim 0111/Bireuen, Letkol Arm. Adekson melalui Danramil Peusangan, Kapten Arh. Ronal Samosir, Senin (27/2/2017) mengatakan, jika tidak segera ditangani pembangunan secara darurat irigasi yang jebol tersebut, 3 kecamatan terancam gagal panen.
“Kalau tidak kita tangani segera, hampir 4 ribu hektare sawah di 3 kecamatan terancam gagal panen. Kalau gagal panen dampaknya kan besar terhadap petani,” ujar Ronal Samosir.
Tiga kecamatan yang berdampak kekeringan sawah, lanjut Danramil Peusangan, Kecamatan Peusangan sekitar 1.500 ha, Jangka 1.600 ha dan Kutablang 600 ha.
Menurutnya, untuk menangani tanggul tersebut, biayanya atas inisiatif Dandim dan bantuan material H. Saifannur.
“Semua biaya untuk pengerjaan tanggul ini atas inisiatif Dandim yang memerintahkan saya harus selesai satu hari dikerjakan. Dan ada bantuan material dari H. Saifan. Untuk alat berat kami yang cari,” ungkap Danramil Peusangan.
Selama tahun 2017, tambahnya, Kodim Bireuen telah menangani tiga masalah yang sama. Dua di Gampong Cot Nga dan terakhir di Paya Abo (sebelumnya ditulis Alue Peuno).
“Beliau (Dandim) tidak mau masalah seperti ini dibiarkan berlarut-larut nunggu ada biaya dulu baru ditangani, karena kasihan rakyat yang rugi dan menderita karena gagal panen,” terangnya.
Untuk diketahui, banjir Selasa lalu di Kabupaten Bireuen, menerjang saluran irigasi sekunder di Paya Abo, Kecamatan Peusangan, yang mengairi sawah di tiga kecamatan.
Atas inisiatif Kodim 0111/Bireuen melalui Danramil Peusangan, selesai menangani secara darurat dalam waktu satu hari, dan hari ini sudah bisa dialiri air kembali.
Danramil Peusangan beserta sejumlah Babinsa turun langsung mengerjakan tanggul tersebut, dibantu Kepala BP3K Peusangan, Hafni, SP dan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen.
EmoticonEmoticon